BOSS (TAHUN INI BEM FKIP UNTAN BERUSAHA MENGINTERNASIONALISASIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA MELALUI (BOSS) BORNEO STUDENT SUMMIT YANG SASARANYA ADALAH DI TINGKAT ASEAN 2013 UNIVERSITAS TANJUNGPURA .. !!!
Mimpi untu berprestasi bukan hanya bermodalkan intelektual, namun juga dibutuhkan sebuah niat dari diri sendiri dan dorongan dari pihak-pihak yang dapat membantu terwujudnya prestasi tersebut . Bangsa Indonesia bukan hanya sebagai bangsa yang mandiri, akan tetapi kita harus berusaha menjadikan bangsa Indonesia menjadi guru peradaban dunia. Indonesia merupakan negara yang memiliki berbagai macam potensi yang ada didalamnya. Bangsa yang telah menjadi macan asia tenggara dan bahkan berpotensi besar untuk menjadi macan asia. Dan tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi role model bagi bangsa-bangsa di Dunia. Sebagai bangsa indonesia sudah bukan saatnya lagi kita menunggu harapan namun yang diperlukan adalah mengejar harapan . Ini saatnya kita bangkit dan bergerak untuk kemajuan Indonesia. BOSS ( borneo student summit merupakan ) sebah kegiatan pertama dalam rangka mereaisasikan Borneo Student Summit tingkat regional ASEAN sebagai upaya internasionalisasi kampus dan internalisasi nilai-nilai global ke dalam kehidupan kampus yang pada kegiatan perda- nanya dilaksanakan pada tanggal 12-15 April 2013 bertempat di UNIMAS ( universitas malaysia sarawak ). Dalam hal ini, dBEM FKIP untan berperan sebagai pelopor kegiatan tersebut. Harapanya program ini bisa meningkatkan self bargaining Untan di tingkat regional ASEAN. Kegiatan ini bernama Borneo Student Summit dengan tema Education, Culture, and Student Relationship as a Bridge to Global Unity.Tujuan program terbagi ke dalam dua tenggat, Tujuan jangka menengah, yakni langkah pertama untuk melaksanakan Borneo Student Summit tingkat regional ASEAN sebagai upaya internasionalisasi kampus dan internalisasi nilai-nilai global ke dalam kehidupan kampus.Tujuan jangka panjang, yakni untuk memunculkan FKIP Untan yang berkualitas dan memiliki jaringan antarakademisi dengan universitas yang ada di Indonesia dan seluruh universitas yang tergabung dalam regional ASEAN. . .!!!

Kamis, 25 April 2013

BEM fasilitasi audiensi mahasiswa dengan birokrat



BEM FKIP UNTAN bersama ratusan  mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak DEKAN FKIP UNTAN beserta PUDEK I, dan PUDEK III . sebenarnya mahasiswa juga menginginkan pihak PUDEK II bisa ikut serta dalam audiensi tersebut.  namun dalam hal ini sungguh di sayangkan pihak PUDEK II tidak hadir .  Audiensi ini dilaksanakan atas ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan yang di anggap kurang transparansi. Dalam hal ini sesungguhnya yang menjadikan mahasiswa menuntut untuk di adakan audiensi adalah karena  kebijakan pihak birokrat yang melarang mahasiswa menggunakan aula FKIP UNTAN kecuali untuk kegiatan nasional maupun internasional, di robohkanya kantin atarbawi, terkait isu larangan penggunaan WC masjid atarbawi bagi mahasiswa S 1, masalah keamanan kampus ,masalah   pengelolaan parkir,transparansi  biaya kuliah, masalah dan masalah  pengelolaan koprasi. Ketika akan dimulai audiensi , sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dengan para petinggi kampus FKIP tersebut. Ketegangan di picu karena ada dua perselisihan , yang pertama mahasiswa menginginkan audiensi di laksanakan di aula FKIP UNTAN namun para pejabat FKIP tersebut meminta audiensi di ruangan sidang dan yang kedua yaitu pihak pejabat FKIP UNTAN tersebut meminta agar pihak mahasiswa yang mengikuti audiensi di batasi jumlahnya maksimal 40 orang, namun pihak mahasiswa meminta agar seluruh mahasiswa yang telah hadir di bolehkan mengikuti audiensi tersebut.  Karena keuletan mahasiswa tersebut , pada akhirnya pihak pejabat FKIP untan membolehkan seluruh mahasiswa yang hadir mengikuti audiensi tersebut dan pada keputusanya audiensi di laksanakan di AULA FKIP UNTAN. Setelah terjadi perdebatan panjang pada akhirnya pihak birokrat menyetujui penggunaan aula FKIP untan untuk kegiatan mahasiswa asalkan ada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu pihak birokrat juga mengajak mahasiswa untuk mengadakan audiensi tiap bulan sekali untuk kebaikan kampus FKIP untan.

BEM fasilitasi audiensi mahasiswa dengan birokrat



BEM FKIP UNTAN bersama ratusan  mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak DEKAN FKIP UNTAN beserta PUDEK I, dan PUDEK III . sebenarnya mahasiswa juga menginginkan pihak PUDEK II bisa ikut serta dalam audiensi tersebut.  namun dalam hal ini sungguh di sayangkan pihak PUDEK II tidak hadir .  Audiensi ini dilaksanakan atas ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan yang di anggap kurang transparansi. Dalam hal ini sesungguhnya yang menjadikan mahasiswa menuntut untuk di adakan audiensi adalah karena  kebijakan pihak birokrat yang melarang mahasiswa menggunakan aula FKIP UNTAN kecuali untuk kegiatan nasional maupun internasional, di robohkanya kantin atarbawi, terkait isu larangan penggunaan WC masjid atarbawi bagi mahasiswa S 1, masalah keamanan kampus ,masalah   pengelolaan parkir,transparansi  biaya kuliah, masalah dan masalah  pengelolaan koprasi. Ketika akan dimulai audiensi , sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dengan para petinggi kampus FKIP tersebut. Ketegangan di picu karena ada dua perselisihan , yang pertama mahasiswa menginginkan audiensi di laksanakan di aula FKIP UNTAN namun para pejabat FKIP tersebut meminta audiensi di ruangan sidang dan yang kedua yaitu pihak pejabat FKIP UNTAN tersebut meminta agar pihak mahasiswa yang mengikuti audiensi di batasi jumlahnya maksimal 40 orang, namun pihak mahasiswa meminta agar seluruh mahasiswa yang telah hadir di bolehkan mengikuti audiensi tersebut.  Karena keuletan mahasiswa tersebut , pada akhirnya pihak pejabat FKIP untan membolehkan seluruh mahasiswa yang hadir mengikuti audiensi tersebut dan pada keputusanya audiensi di laksanakan di AULA FKIP UNTAN. Setelah terjadi perdebatan panjang pada akhirnya pihak birokrat menyetujui penggunaan aula FKIP untan untuk kegiatan mahasiswa asalkan ada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu pihak birokrat juga mengajak mahasiswa untuk mengadakan audiensi tiap bulan sekali untuk kebaikan kampus FKIP untan.

BEM fasilitasi audiensi mahasiswa dengan birokrat



BEM FKIP UNTAN bersama ratusan  mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak DEKAN FKIP UNTAN beserta PUDEK I, dan PUDEK III . sebenarnya mahasiswa juga menginginkan pihak PUDEK II bisa ikut serta dalam audiensi tersebut.  namun dalam hal ini sungguh di sayangkan pihak PUDEK II tidak hadir .  Audiensi ini dilaksanakan atas ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan yang di anggap kurang transparansi. Dalam hal ini sesungguhnya yang menjadikan mahasiswa menuntut untuk di adakan audiensi adalah karena  kebijakan pihak birokrat yang melarang mahasiswa menggunakan aula FKIP UNTAN kecuali untuk kegiatan nasional maupun internasional, di robohkanya kantin atarbawi, terkait isu larangan penggunaan WC masjid atarbawi bagi mahasiswa S 1, masalah keamanan kampus ,masalah   pengelolaan parkir,transparansi  biaya kuliah, masalah dan masalah  pengelolaan koprasi. Ketika akan dimulai audiensi , sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dengan para petinggi kampus FKIP tersebut. Ketegangan di picu karena ada dua perselisihan , yang pertama mahasiswa menginginkan audiensi di laksanakan di aula FKIP UNTAN namun para pejabat FKIP tersebut meminta audiensi di ruangan sidang dan yang kedua yaitu pihak pejabat FKIP UNTAN tersebut meminta agar pihak mahasiswa yang mengikuti audiensi di batasi jumlahnya maksimal 40 orang, namun pihak mahasiswa meminta agar seluruh mahasiswa yang telah hadir di bolehkan mengikuti audiensi tersebut.  Karena keuletan mahasiswa tersebut , pada akhirnya pihak pejabat FKIP untan membolehkan seluruh mahasiswa yang hadir mengikuti audiensi tersebut dan pada keputusanya audiensi di laksanakan di AULA FKIP UNTAN. Setelah terjadi perdebatan panjang pada akhirnya pihak birokrat menyetujui penggunaan aula FKIP untan untuk kegiatan mahasiswa asalkan ada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu pihak birokrat juga mengajak mahasiswa untuk mengadakan audiensi tiap bulan sekali untuk kebaikan kampus FKIP untan.

BEM fasilitasi audiensi mahasiswa dengan birokrat



BEM FKIP UNTAN bersama ratusan  mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak DEKAN FKIP UNTAN beserta PUDEK I, dan PUDEK III . sebenarnya mahasiswa juga menginginkan pihak PUDEK II bisa ikut serta dalam audiensi tersebut.  namun dalam hal ini sungguh di sayangkan pihak PUDEK II tidak hadir .  Audiensi ini dilaksanakan atas ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan yang di anggap kurang transparansi. Dalam hal ini sesungguhnya yang menjadikan mahasiswa menuntut untuk di adakan audiensi adalah karena  kebijakan pihak birokrat yang melarang mahasiswa menggunakan aula FKIP UNTAN kecuali untuk kegiatan nasional maupun internasional, di robohkanya kantin atarbawi, terkait isu larangan penggunaan WC masjid atarbawi bagi mahasiswa S 1, masalah keamanan kampus ,masalah   pengelolaan parkir,transparansi  biaya kuliah, masalah dan masalah  pengelolaan koprasi. Ketika akan dimulai audiensi , sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dengan para petinggi kampus FKIP tersebut. Ketegangan di picu karena ada dua perselisihan , yang pertama mahasiswa menginginkan audiensi di laksanakan di aula FKIP UNTAN namun para pejabat FKIP tersebut meminta audiensi di ruangan sidang dan yang kedua yaitu pihak pejabat FKIP UNTAN tersebut meminta agar pihak mahasiswa yang mengikuti audiensi di batasi jumlahnya maksimal 40 orang, namun pihak mahasiswa meminta agar seluruh mahasiswa yang telah hadir di bolehkan mengikuti audiensi tersebut.  Karena keuletan mahasiswa tersebut , pada akhirnya pihak pejabat FKIP untan membolehkan seluruh mahasiswa yang hadir mengikuti audiensi tersebut dan pada keputusanya audiensi di laksanakan di AULA FKIP UNTAN. Setelah terjadi perdebatan panjang pada akhirnya pihak birokrat menyetujui penggunaan aula FKIP untan untuk kegiatan mahasiswa asalkan ada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu pihak birokrat juga mengajak mahasiswa untuk mengadakan audiensi tiap bulan sekali untuk kebaikan kampus FKIP untan.

BEM fasilitasi audiensi mahasiswa dengan birokrat



BEM FKIP UNTAN bersama ratusan  mahasiswa mengadakan audiensi dengan pihak DEKAN FKIP UNTAN beserta PUDEK I, dan PUDEK III . sebenarnya mahasiswa juga menginginkan pihak PUDEK II bisa ikut serta dalam audiensi tersebut.  namun dalam hal ini sungguh di sayangkan pihak PUDEK II tidak hadir .  Audiensi ini dilaksanakan atas ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan yang di anggap kurang transparansi. Dalam hal ini sesungguhnya yang menjadikan mahasiswa menuntut untuk di adakan audiensi adalah karena  kebijakan pihak birokrat yang melarang mahasiswa menggunakan aula FKIP UNTAN kecuali untuk kegiatan nasional maupun internasional, di robohkanya kantin atarbawi, terkait isu larangan penggunaan WC masjid atarbawi bagi mahasiswa S 1, masalah keamanan kampus ,masalah   pengelolaan parkir,transparansi  biaya kuliah, masalah dan masalah  pengelolaan koprasi. Ketika akan dimulai audiensi , sempat terjadi ketegangan antar mahasiswa dengan para petinggi kampus FKIP tersebut. Ketegangan di picu karena ada dua perselisihan , yang pertama mahasiswa menginginkan audiensi di laksanakan di aula FKIP UNTAN namun para pejabat FKIP tersebut meminta audiensi di ruangan sidang dan yang kedua yaitu pihak pejabat FKIP UNTAN tersebut meminta agar pihak mahasiswa yang mengikuti audiensi di batasi jumlahnya maksimal 40 orang, namun pihak mahasiswa meminta agar seluruh mahasiswa yang telah hadir di bolehkan mengikuti audiensi tersebut.  Karena keuletan mahasiswa tersebut , pada akhirnya pihak pejabat FKIP untan membolehkan seluruh mahasiswa yang hadir mengikuti audiensi tersebut dan pada keputusanya audiensi di laksanakan di AULA FKIP UNTAN. Setelah terjadi perdebatan panjang pada akhirnya pihak birokrat menyetujui penggunaan aula FKIP untan untuk kegiatan mahasiswa asalkan ada pihak yang bertanggung jawab. Selain itu pihak birokrat juga mengajak mahasiswa untuk mengadakan audiensi tiap bulan sekali untuk kebaikan kampus FKIP untan.